Home Adab & Akhlak Kita Adalah Umat Iqra

Kita Adalah Umat Iqra

845
0

Mungkin anda pernah mendengar kalimat itu, umat Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wa Salam adalah umat iqro, umat pembaca. Yang harus memiliki tingkat kepedulian membaca yang tinggi, makanya dalam Islam membaca Al Quran mendapatkan pahala, walau tidak mengerti artinya, itu dari luas rahmat Allah Ta’ala.

Dengan slogan Umat Iqro’, banyak dari kaum muslimin membaca buku, bahkan buku yang tidak memiliki manfaat atau banyak mudharat juga dibaca, dengan dalih “Nahnu Umata Iqro”, kami adalah umat iqro’, pembaca.

Guru kami Syeikh Doktor Soleh Sindi Hafidzahullah pernah mengomentari slogan diatas, beliau mengatakan,

“Yang tepat adalah bahwa Umat Islam itu umat Iqro Bismi Robikal Ladzi Kholaq.”

Umat yang tidak sekedar membaca, namun membaca yang bermanfaat, karena bacaan kita yang akan menambah rasa iman, takwa, dan ibadah kepada Allah yang telah menciptakan kita, bukanlah membaca buku yang justru akan menurunkan semangat dalam beribadah kepada Allah Ta’ala, bahkan kufur kepada Allah. Karenanya, di bawah ini terdapat beberapa tips dari salah satu guru kami Syeikh Sulaiman Ar Ruhailiy Hafidzahullah salah satu pengajar di masjid Nabawi dalam memilih buku-buku yang bermanfaat untuk dibaca,

Terdapat empat tahapan dalam memilih buku-buku ilmiyah,

  1. Pujian ulama terhadap buku tersebut
  2. Kapabilitas penulis
  3. Kepedulian ulama terhadap buku tersebut
  4. Ukuran manfaat yang akan didapat oleh pembaca

Pertama,

Harus melihat adakah rekomendasi, atau pujian ulama terhadap buku tersebut. Dan yang merekomendasi adalah yang pakar dalam bidang tersebut, seperti para ulama, asatidzah dan yang semisalnya dalam bidang ilmu agama islam.

Kedua,

Melihat tindak tanduk penulis, mulai dari akidahnya, kapabilitas dalam bidang ilmu dan yang semisal dengan itu. Karena setiap penulis menjadi pelayan bagi isi hatinya, tidak terkecuali buku-buku seperti buku sastra nahwu misalnya, walaupun kandungannya sastra, seperti buku yang ditulis oleh Ibnul Jinni seorang sastrawan berakidah mutazilah, dalam bukunya Al Khasais yang berkaitan dengan kaidah-kaidah dalam bahasa arab, penulis kerap memberikan contoh-contoh kalimat yang berkaitan dengan akidah yang dianutnya.

Maka hati-hati dengan perkataan “ini buku sastra tidak ada hubungannya dengan akidah”, nanti dulu, kerap terjadi penyebaran akidah penulis yang disisipi secara halus. Ingat terus perkataan ini,

“setiap penulis menjadi pelayan hatinya (akidahnya) pada setiap karyanya”.

Ketiga,

Bagaimana kepedulian para ulama terhadap buku tersebut, apakah ada yang mensyarahnya, atau meringkasnya, atau merapihkan babnya, atau upaya-upaya yang lain. Hal-hal di atas memberikan gambaran akan pentingnya buku tersebut di tengah para pakar.

Keempat,

Ukurlah apa yang kamu akan dapatkan pada buku yang hendak kamu baca. Jika buku tidak memberikanmu banyak manfaat maka tukarlah dengan buku yang bisa memberi banyak manfaat kepadamu. Jika buku tersebut belum sepatutnya menjadi santapanmu maka tukarlah dengan yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhanmu.

 

(Diambil dari Syarah Al Wasiatu Sugra oleh Prof. Dr. Sulaiman Ar Ruhaily hafidzahullah dengan beberapa perubahan)

 

Jakarta, 24 January 2022